Enny Soekoer
IndonesiaAshoka Fellow sejak 1986

Enny Soekoer menggunakan teknologi berbiaya rendah untuk menyediakan alternatif perumahan yang ramah lingkungan bagi kaum miskin di Indonesia.

#Universitas Diponegoro#Semarang#Indonesia#Yang Kronis#Rumah#Teknologi tepat guna#Jawa Tengah#Teknologi

Orang

Dengan gelar sarjana arsitektur dari Universitas Diponegoro, Jawa Tengah, Enny Soeker memilih untuk memasuki bidang perintis teknologi tepat guna daripada jalur menguntungkan dari arsitek konvensional. Dia juga melampaui bidang spesialis teknologi tepat guna dalam keterlibatan langsungnya dalam pengembangan komunitas.

Ide Baru

Enny sebagai pengusaha publik muda dan berkomitmen mungkin merupakan aset terbesar dari proyeknya sendiri. Meskipun proyek ini baru dimulai satu tahun yang lalu, banyak orang miskin di Indonesia yang akan merasakan manfaatnya. Dalam jangka panjang, model perintis yang coba dibangun oleh Enny mungkin menyebar ke bagian lain negara itu sebagai solusi yang layak untuk masalah perumahan kronis.

Masalah

Menyediakan pemukiman habitat dengan cara yang ramah lingkungan bagi masyarakat miskin merupakan masalah kronis dalam industrialisasi Indonesia. Hanya sedikit sekali arsitek yang mau merintis perumahan murah bagi kaum miskin.

Strateginya

Enny Soekoer menyediakan teknologi bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk membangun rumah murah yang memenuhi persyaratan dasar penting seperti ventilasi, sanitasi, dan fleksibilitas. Yabaka, organisasi tempatnya bekerja, membantu masyarakat kelas bawah di Semarang menabung setiap bulan. Yakaba menggunakan uang ini untuk membeli tanah di pinggiran kota secara kolektif, menggunakan kontak yang baik dengan otoritas perencanaan daerah dan kota. Soekoer mendesain unit-unit tersebut untuk menyediakan tempat tinggal yang layak dan memadai sambil memberikan fleksibilitas maksimum bagi keluarga untuk mengembangkan rumah tersebut sebagai izin pendapatan. plot tipikal adalah 96 meter persegi, dan perumahan berpenghasilan rendah yang dirancang Enny biasanya berupa 3 kamar, urusan rangka bambu yang tidak dirawat. Fakta bahwa bambu tidak dirawat membuatnya jauh lebih murah, tetapi juga mengasumsikan bahwa keluarga, begitu ada, akan bekerja untuk meningkatkan fasilitas tersebut. Konsep ini secara khusus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan layak untuk memulai dan memungkinkan fleksibilitas maksimum bagi keluarga untuk mengembangkan rumah sesuai izin pendapatan.